-->

Minggu, 20 Desember 2009

Kisah Puyang Merajo Santri - Legenda Benakat

Puyang Merajo Santri adalah puyang warga desa Benakat. Dari keturunan Puyang inilah menjadi warga yang menempati 5 kampung, yakni : Padang Bindu, Pagar Dewa, Pagar Jati, Betung, dan Rami Pasai. Menurut kisah (sumber: Bpk. H. Wahid bin H. Hasan), Puyang Merajo Santri merupakan pendatang dari Pulau Jawa. Sebelum kedatangannya ke Benakat, Puyang Merajo Santri sudah memiliki istri yang konon ditinggalkannya saat tengah mengandung putra pertamanya. Sebelum kepergiannya, Puyang Merajo Santri sempat meninggalkan dua benda yakni kompas mata angin dan keris pada istrinya yang diamanatkan untuk diberikan pada sang anak jika telah lahir. Pesan yang disampaikan kepada istrinya, jika kelak anaknya sudah besar dan ingin mencarinya. Ikuti saja arah kompas mata angin yang kelak akan menunjukkan keberadaanya.

Setelah sang anak lahir dan dewasa. Sesuai dengan amanat sang ayah, pergilah putra Puyang Merajo Santri ini mencari sang ayah berbekal kompas mata angin. Setelah melawati lautan dan menelusuri sungai, tibalah sang anak di ujung Sungai Benakat (di muara pertemuan Sungai Benakat dan Sungai Lematang), ternyata kompas angin tersebut menunjukkan arah ke Sungai Benakat. Tiba di dalam perkampungan di pinggir sungai ada keramaian yang ternyata perlombaan menendang bola besi. Semua pemuda diundang untuk unjuk kemampuan menendang bola besi. Dari hasil sementara ternyata anak Puyang Merajo Santri (dari hasil pernikahan dengan gadis Benakat) yang unggul. Pada saat itu Puyang Merajo Santri bertanya apakah masih ada pemuda yang ingin unjuk kemampuan? Nah… pemuda dari Pulau Jawa yang saat itu menyaksikan pertunjukkan tadi mengajukan diri. Saat itu ternyata tendangan bola besi sang Pemuda melebih dari tendangan putra Puyang Merajo Santri tadi. Kagetlah Puyang Merajo Santri, bertanyalah tentang asal usul pemuda tersebut. Saat pemuda dari pulau Jawa ini menunjukkan kompas mata angin, saat itu teringatlah Puyang akan putranya yang masih dalam kandungan saat ditinggalkannya. Demikianlah cerita asal usul Puyang warga Benakat.

Akhirnya, berkembanglah keturunan-keturunan Puyang hingga saat ini. Makam Puyang Merajo Santri berada di seberang ulu Sungai Benakat tepatnya di Desa Padang Bindu di seberang sungai.



Sebagai tambahan, menurut nara sumber bahwa Puyang Merajo Santri (Puyang Benakat) mempunyai dua saudara yakni Puyang Merajo Besi (Puyang Dangku) dan Puyang Merajo Singa (Puyang …).

************
Sebelum menjadi Kecamatan pada tanggal 3 April 2004, Benakat adalah sebuah marga desa yang terletak Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Dari pusat kota Palembang berjarak sekitar 200km ke arah barat Sumatera dan saat ini dapat ditempuh dengan jalan darat dengan waktu kurang lebih 4 jam dari Kota Palembang. Dahulu, transportasi hanya menggunakan kendaraan air (motor air), kemudian dibangunlah jembatan gantung pada tahun …. Lalu pada tahun … barulah dibuat jembatan permanen. Sebagian besar warga merupakan petani dengan menanam padi, karet dan pohon duku. Sejak berdirinya perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, banyak warga Benakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Sumber :
http://benakat.com

Sebagai tambahan dari admin, bahasa Benakat kosa katanya banyak sekali yang mirip dengan bahasa Rejang saat ini, mirip campuran bahasa Palembang dan Rejang (atau ada tambahan bahasa lain sekitar sumbagse).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR