-->

Kamis, 10 September 2009

kerja

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha perbaikan proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan memahami perilaku siswa dalam belajar.
Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah terus menerus dilaksanakan, salah satunya dengan adanya mata kuliah lapangan seperti praktik mengajar di sekolah secara langsung yang biasa dikenal dengan PPL. Mata kuliah PPL pada dasarnya memberikan life skill bagi mahasiswa, yaitu pengalaman belajar yang kaya, dapat memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah menyelesaikan pendidikan mereka siap secara mandiri mengembangkan tugas sebagai guru.
Pelaksanaan dan pembimbingan PPL dititik beratkan pada kegiatan PPL di sekolah. Pelaksanaan dan pembimbingan PPL berdasarkan pada tahapan-tahapan yaitu melaksanakan observasi orientasi, pelaksanaan pelatihan mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya secara terbimbing, pelaksanaan pelatihan mengajar dan tugas-tugas lainnya secara mandiri, serta melaksanakan praktek ujian apabila guru pamong dan dosen pembimbing telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan sudah cukup baik dan praktikan sudah siap untuk menigikuti ujian. Berdasarkan tahapan-tahapan PPL tersebut, setiap mahasiswa yang mengikuti PPL diwajibkan melaksanakan tahapan-tahapan ini di sekolah-sekolah yang telah dipilih sebagai tempat pembekalan kemampuan mengenai proses belajar mengajar bagi mahasiswa PPL. Pada kegiatan ini praktikan mendapat lokasi praktek di SMPN 11 kota Bengkulu. Kegiatan PPL ini telah dilaksanakan tanggal 21 September – 9 Januari 2008. Di akhir kegiatan PPL ini setiap mahasiswa melakukan suuatu refleksi terhadap proses pelaksanaan kegiatan PPL yang telah berlangsung dalam bentuk suatu laporan akhir dalam pelaksanaan PPL.

I.2 Tujuan Pelaksanaan PPL
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal dan menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan
c. Memberikan kesempatan kepada mahsiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuassai ke dalam kehidupan nyata di sekolah
d. Memacu pengembangan sekolah dengan cara menumbuhkan motivasi atas dasar kekuatan sendiri
e. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP Unib dengan Dinas Diknas, Depag, Sekolah, dan lembaga terkait lainnya.

BAB II
KEGIATAN-KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN

2.1 Observasi-Orientasi/Pengenalan Lapangan
Pelaksanaan observasi-orientasi ini dilaksanakan pada minggu pertama agar mahasiswa calon guru “familiar” dengan lingkungan sekolah mahasiswa PPL sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dan merasa aman di sekolah.
Pelaksanaan observasi-orientasi/pengenalan lapangan ini dimulai sejak dosen pembimbing mengantarkan mahasiswa PPL ke sekolah dan memperkenalkan serta menyerahkan selama menjalankan program pelatihan di sekolah. Perkenalan lapangan dilaksanakan tanggal 21 – 29 September 2007. Dalam kegiatan perkenalan lapangan ini mahasiswa dibimbing untuk memperoleh pengalaman dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan :
a. Kegiatan akademik, misalnya bagaimana guru mengajar dan mengidentifikasi masalah dalam kegiatan pembelajaran
b. Kegiatan Administrasi, misalnya pengelolaan daftar hadir guru/pegawai dan daftar hadir siswa.
c. Kegiatan non-mengajar, misalnya kegiatan ekstra kurikuler, mempelajari keadaan fisik, sosial dan kultur, serta kultur sekolah.
Hasil pelaksanaan observasi-orientasi ini serta refleksinya telah dilaporkan secara lengkap pada laporan awal observasi-orientasi kegiatan PPL.

2.2 Pelatihan Keterampilan Dasar Mengajar dan Tugas-Tugas Lainnya Secara Terbimbing
Pada tahap pelatihan mengajar terbimbing ini dilakukan setelah pelaksanaan observasi-orientasi yaitu dimulai pada minggu ketiga sampai minggu keenam. Pada saat pelatihan mengajar terbimbing ini guru pamong memberikan kesempatan kepada praktikan untuk menerapkan langsung dengan mengajar di kelas. Praktikan setiap mengajar didampingi dan diawasi oleh guru pamong untuk melihat bagaiman cara praktikan mengajar dan juga melihat kemajuan praktikan setiap kali mengajar. Setelah mengajar praktikan melakukan bimbingan dengan guru pamong mengenai cara mengajar praktikan termasuk hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan pada saat mengajar. Materi bimbingan ini difokuskan pada : persiapan mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi dalam latar ilmiah dan bervariasi, dan pengelolaan proses belajar mengajar (kaitannya dengan pengelolaan kelas) dan dampaknya terhadap siswa. Selain itu pada tahap pelatihan mengajar terbimbing ini Dosen Pembimbing dan Guru Pamong akan melatih praktikan dalam membuat Rencana Pembelajaran, Silabus, dan Skenario Pembelajaran yang baik dan benar. Sebelum mengajar di kelas praktikan diwajibkan membuat kelengkapan untuk mengajar tersebut. Kelengkapan alat sebagai persiapan mengajar ini akan diperlihatkan terlebih dahulu kepada guru pamong untuk diperiksa agar praktikan benar-benar siap untuk mengajar. Apabila dalam pelaksanaan pelatihan mengajar tugas-tugas keguruan lainnya secara terbimbing ternyata keterampilan dasar dan tugas-tugas keguruan lainnya dilakukan dengan baik, maka dapat dilanjutkan pada tahap pelatihan mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya.
Dalam pelaksanaan praktik mengajar di SMP N 11 Kota Bengkulu di kelas VII E , praktikan masuk mengajar lebih kurang 8 kali pertemuan dimulai tanggal 24 Oktober 2007. Konsep-konsep yang diajarkan praktikan pada tahapan tebimbing ini yaitu untuk kelas VII tentang Wujud Zat dan Perubahannya serta Kalor . Sebelum mengajar praktikan memberikan lembar rencana pembelajaran kepada guru pamong untuk dilihat kesesuaian materi dan waktu yang diberikan pada saat mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini guru pamong juga memberikan solusi bagaimana cara mengatasi siswa yang ribut (pengelolaan kelas) karena dalam tahapan ini kesulitan utama yang dihadapi praktikan yaitu dalam pengelolaan kelas.

II.3 Pelatihan Keterampilan mengajar secara Mandiri
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam kegiatan PPL. Dalam tahapan ini praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi. Pada keterampilan dasar mengajar secara mandiri praktikan diberi keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan mengajar seorang guru. Sebelum mengajar secara mandiri sebelumnya praktikan menyerahkan lembar Rencana Pembelajaran kepada guru pamong. Dalam pelatihan keterampilan ini praktikan diberi kesempatan secara mandiri untuk merencanakan, melaksanakan KBM dan menilai hasilnya.
Kegiatan yang praktikan lakukan pada tahap ini ialah mengajar di depan kelas tanpa diawasi oleh guru pamong dan memberikan penilaian kepada siswa baik melalui penugasan maupun ulangan harian.
Kendala yang dihadapi pada tahap saat pertama kali mengajar mandiri ini ialah ada beberapa siswa yang masih ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

II.4 Pelatihan Tugas-Tugas Keguruan Lainnya
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL di SMP N 11 ini praktikan selain kegiatan mengajar juga melakukan kegiatan tugas piket guru. Pembagian waktu tugas piket ini disesuaikan dengan kesepakatan bersama oleh para praktikan PPL. Dalam pembagian tugas piket ini praktikan mendapat tugas giliran piket yaitu pada hari kamis dari jam 07.30 – 13.40 WIB. Tugas guru piket adalah membunyikan bel-bel pada jam-jam tertentu, mengisi jam kosong, memindahkan nama siswa ke buku absen siswa, mengabsen guru yang tidak hadir, menjaga ketertiban dan keamanan sekolah.
Kegiatan lain yang dilakukan praktikan ialah kegiatan ko-kurikuler untuk bidang studi fisika. Kegiatan ini melibatkan siswa-siswi kelas VII terutama yang mendapat nilai rendah pada saat ulangan harian/mengalami kesulitan pada pelajaran Fisika. Kegiatan ini dilakukan seriap hari kamis sehabis pulang sekolah dan sabtu pada waktu jam istirahat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa termotivasi untuk belajar Fisika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Ujian Praktik Mengajar dan Penyusunan Laporan Akhir
Ujian praktik mengajar dilaksanakan jika guru pamong dan dosen pembimbing telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan mengajar sudah baik dan praktikan sudah siap untuk mengikuti ujian.
Seminggu sebelum ujian, praktikan melakukan bimbingan dengan guru pamong tentang materi pelajaran, pemilihan kelas, dan pemilihan waktu yang tepat sehingga pada saat ujian dapat berjalan lancar. Praktikan juga melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan pada saat ujian praktik mengajar dan pemilihan waktu ujian praktik mengajar. Praktikan ujian praktek mengajar pada tanggal 2 Desember 2006 pukul 08.45 – 10.15 WIB di kelas VIII.2 pada pokok bahasan Bunyi tentang Resonansi . Sebelum ujian praktik dilaksanakan praktikan sudah harus menyiapkan perangkat ujian berupa lembar rencana pembelajaran, skenario pemebelajaran, dan silabus pembelajaran , serta alat/bahan percobaan dan LKS .
Pada saat latihan sebelum ujian, ternyata praktikan masih banyak terdapat kekurangan, diantaranya ialah :
a. Dari segi lembar skenario pembelajaran masih terdapat kekurangan terutama pada kelengkapan penulisan tahapan-tahapan praktikum dan isi materi yang ditulis kurang terperinci.
b. Pada kegiatan pendahuluan, motivasi yang diberikan untuk masuk ke materi kurang tuntunan sehingga siswa masih kesulitan memahami maksud dari guru tersebut
c. Pada saat mengadakan praktikum, dalam pembentukan kelompok kecil kurang terarah sehingga pengelolaan kelas dalam diskusi masih kurang.
d. Alokasi yang ditetapkan guru kurang efektif sehingga praktikan kelebihan waktu pada saat penutup sehingga praktikan mengulang kembali apa yang disimpulkan bersama.
Untuk itu, pada saat ujian praktikan berusaha memaksimalkan mungkin untuk mengajar sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai tahap akhir dari kegiatan PPL yaitu menyusun laporan akhir yang merupakan rangkuman dari semua kegiatan praktikan selama melaksanakan PPL.

BAB III
REFLEKSI TENTANG PENGALAMAN DALAM PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

3.1 Refleksi Tentang Observasi-Orientasi
Kegiatan Observasi-orientasi sangat dibutuhkan oleh praktikan, karena melalui tahapan ini praktikan dapat mengetahui lingkungan sekolah tempat praktikan melaksanakan segala aktivitas Program Pengenalan Lapangan (PPL) sehingga diharapkan melalui tahapan ini praktikan dapat beradapatasi pada lingkungan sekolah tempat melaksankan PPL. Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 8 – 12 September 2006 setelah dosen pembimbing menyerahkan praktikan kepada pihak sekolah. Adapun kegiatan yang dilaklukan pada tahap observasi-orientasi ini yaitu :
a. Mengamati kondisi fisik sekolah
b. Mengamati keadaan lingkungan sekolah
c. Mengamati fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekolah
d. Mengamati fasilitas KBM dan Laboratorium sekolah
e. Mengamti aktivitas guru dan siswa di sekolaah
f. Mengamati interaksi sosial yang terjadi di sekolah
Keterangan lebih rinci yang berkaitan dengan hasil observasi-orientasi/pengenalan lapngan ini telah diuraikan dalam laporan hasil observasi awal PPL.

3.2 Refleksi Tentang Pelaksanaan kegiatan dan Tugas-Tugas Keguruan Sercara Terbimbing
Pada pelaksanaan keterampilan mengajar, praktikan dapat mengamati secara langsung bagaimana guru mengajar yang berkaitan dengan mata pelajaran Fisika. Dalam hal ini guru yang diamati ialah guru pamong. Kegiatan ini dilaksanakn pada waktu observasi-orientasi pembelajaran di kelas. Dari kegiatan ini praktikan mendapat wawasan yang berarti dan dapat mengetahui bagaimana cara mengajar yang baik. Setelah mengamati guru mengajar, praktikan mulai melakukan pengajaran secara terbimbing, ini dimaksudkan untuk melatih praktikan dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar yang didapat dari sekolah.
Pada pelaksanaan mengajar secara terbimbing yang dilakukan praktikan guru pamong akan mendampingi setiap kali praktikan mengajar, dan setelah mengajar dilakukan diskusi/bimbingan antara praktikan dan guru pamong berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh praktikan. Melalui bimbingan ini guru pamong selalu memberikan masukan-masukan kepada praktikan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengajar. Dalam bimbingan ini guru pamong memberikan masukan dalam pengelolaan kelas yaitu dalam memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan interaksi antara siswa dan guru sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif (menggunakan metode yang bervariasi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar). Adanya bimbingan ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena dengan adanya masukan-masukan/solusi pemecahan masalah yang sering dihadapi praktikan dapat memberikan perbaikan dalam mengajar sehingga praktikan dapat mengajar lebih baik lagi.
Pada tahapan pengajaran terbimbing ini setiap kali mengajar praktikan terlebih dahulu memberikan lembar rencana pembelajaran kepada guru pamong. Selama proses belajar mengajar berlangsung guru pamong mengamati kesesuaian praktikan mengajar dengan lembar rencana pembelajaran yang dibuat (ketepatan isi materi, sistematis penyampaian materi, dan ketepatan waktu) .
Selama pelaksanaan pengajaran terbimbing ini dilakukan kekurangan-kekurangan yang telah dievaluasi oleh guru pamong tersenut direfleksikan oleh praktikan sebagai berikut :
a. Pada tahapan pendahuluan praktikan masih kurang memberikan motivasi kepada siswa (berupa pertanyaan prsayarat/apersepsi dan ilustrasi awal)
b. Pada kegiatan inti dalam memberikan materi belum terciptanya suatu interaksi antara siswa dengan guru (belum ada diskusi informasi antara guru dan siswa) sehingga pada saat menjelaskan guru lebih cenderung monoton(menejelaskan sendiri).
Refleksi ini dapat berguna bagi praktrikan untuk memperbaiki setiap kekurangan yang dilakukan agar nantinya pengajaran yang selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

3.3 Refleksi Tentang Pelatihan Mengajar Secara Mandiri
Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar secara mandiri ini ialah mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui tugas-tugas dan ulangan harian dan remedi.
Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain sehingga pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik. Selain itu dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan harus tegas dalam menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang mengganggu tersebut sehingga kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi. Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah ketika pemberian penilaiana kepada siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan.
Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan solusi mengatasi masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.

3.4 Refleksi Tentang Pelatihan Tugas-Tugas Keguruan Lainnya
Selain kegiatan mengajar praktikan juga melakukan kegiatan tugas piket guru. Praktikan mendapat tugas giliran piket yaitu pada hari rabu dari jam 07.20 – 13.15 WIB. Tugas guru piket adalah membunyikan bel-bel pada jam-jam tertentu, mengisi jam kosong, memindahkan nama siswa ke buku absen siswa, mengabsen guru yang tidak hadir, menjaga ketertiban dan keamanan sekolah.
Kegiatan lain yang dilakukan praktikan ialah kegiatan ko-kurikuler untuk bidang studi fisika. Kegiatan ini melibatkan siswa-siswi kelas VII terutama yang mendapat nilai rendah pada saat ulangan harian/mengalami kesulitan pada pelajaran Fisika. Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis sehabis pulang sekolah. Tetapi untuk siswa yang tidak bisa mengikuti les hari kamis karena ada beberapa siswa yang mengikuti les diluar yang kebetulan jam les siswa sama dengan les yang diadakan praktikan maka les juga diadakan pada hari sabtu pada jam istirahat. Hambatan yang praktikan rasakan ialah siswa tidak begitu antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa termotivasi untuk belajar Fisika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3.5 Refleksi Tentang Pelaksanaan Ujian Praktik Mengajar
Sebelum melaksanakan ujian praktikan melakukan bimbingan terlebih dahulu dengan guru pamong dan dosen pembimbing mengenai persiapan yang dilakukan sebelum ujian mengajar salah satunya yaitu perangkat pembelajan berupa lembar rencana pembelajaran, skenario pembelajaran, silabus pembelajaran, LKS, dan instrumen evaluasi yang didiskusikan dengan guru pamong.
Ujian praktik PPL dilaksanakan oleh praktikan tanggal 2 Desember 2006 di kelas VIII.2. Pokok bahasan yang diajarkan yaitu Bunyi dengan materi yang diajarkan yaitu tentang Resonansi. Metode yang digunakan oleh praktikan yaitu diskusi dan eksperimen dengan alat/bahan yang digunakan yaitu berupa statif, benang, dan bandul sederhana, serta garpu tala. Ini digunakan untuk mengetahui terjadinya suatu resonansi.
Pada saat ujian, praktikan diamati oleh dosen pembimbing dan guru pamong. Tujuan dosen pembimbing dan guru pamong melihat praktikan pada saat mengajar ialah melihat sejauh mana perkembangan praktikan dalam mengajar. Setelah praktikan diamati oleh guru pamong dan dosen pembombing, praktikan langsung menghadap untuk mengetahui apa-apa saja yang perlu diperbaiki.
Kekurangan-kekurangan yang telah dievaluasi oleh guru pamong dan DPL ini pada saat latihan sebelum ujian praktik oleh praktikan direfleksikan sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan skenario pembelajaran dan rencana pembelajaran masih terdapat kekurangan seperti kurangnya kelengkapan isi materi dan tahapan-tahapan eksperimen yang akan dilakukan tidak dipaparkan. Seharusnya praktikan harus berkonsultasi dahulu kepada guru pamong/dosen pembimbing dalam penulisan rencana pembelajaran dan skenario materi.
2. Pada bagian pendahuluan, di dalam memotivasi siswa untuk masuk ke pokok bahasan, praktikan kurang memberi tuntunan/arahan yang tepat yang dikarenakan praktikan belum dapat menjangkau pengetahuan awal siswa sehingga motivasi yang diberikan belum sepenuhnya dimengerti oleh siswa. Seharusnya praktikan harus dapat menjangkau pengetahuan awal siswa terlebih dahulu sehingga pertanyaan motivasi/apersepsi yang diberikan dapat dimengerti siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk memahami materi yang diberikan.
3. Pada saat melakukan praktikum, dalam pembentukan kelompok kecil praktikan kurang responsif terhadap keadaan kelompok sehingga diskusi kelompok tidak terkontrol. Dalam pengelolaan kelompok kecil seharusnya praktikan tidak hanya terfokus pada satu kelompok saja tetapi menyeluruh sehingga suasana belajar dapat terlihat aktif.
4. Pada pelaksanaan kegiatan siswa bereksperimen dengan menggunakan alat statif dan bandul guru kurang dalam penegasan cara kerja sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Seharusnya praktikan mempersiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan praktikum sehingga ketika mengalami hambatan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, praktikan dapat mencari jalan keluarnya sehingga kegiatan siswa dapat berjalan baik.
5. alokasi yang ditetapkan praktikan kurang efektif sehingga praktikan kelebihan waktu pada saat menutup pelajaran yang menyebabkan praktikan mengulang kembail materi yang telah disimpilkan bersama. Seharusnya praktikan dapat memprediksi alokasi waktu pada tiap-tiap bagian pada rencana pembelajaran yang telah disusun.
Untuk menjadi seorang guru profesional, beberapa kekurangan-kekurangan di atas sebisa mungkin harus dihindari. Oleh sebab itu, kesiapan dan perencanaan sebelum masuk kelas dan memberikan materi haruslah diperhatikan oleh praktikan, sehingga nantinya daapt tercipta suatu suasana belajar mengajar yang aktif.


BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
a. PPL merupakan suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatoh para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi sehingga setelah menyelesaikan pendidikan siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru.
b. Tujuan dalam pelaksanaan PPL ialah melaksanakan kegiatan mengajar dan tugas-tugas keguarauan dan non mengajar lainnya.
c. Kegiatan PPL terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu observasi-orientasi, tahap keterampilan dasar mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya secara terbimbing, tahap keterampilan dasar mengajar secara mandiri, dan tahap ujian praktik mengajar.

IV.2 Saran
a. Untuk menjadi seorang guru yang baik hendaknya berani dalam bersikap dan mengambil setiap keputusan yang penting untuk kemajuan sekolah
b. Sebagai seorang guru sebaiknya menyiapkan terlebih dahulu sebelum masuk dan memberikan materi sehingga informasi materi yang diberikan dapat tersampaikan dan dimengerti oleh siswa dengan baik.
c. Sebagi seorang guru hendaknya berlaku adil terhadap semua siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR