-->

Selasa, 29 September 2009

Nunca mas! nunca……..

Saat ini,
Genap sudah 30 tahun kediktatoran mulai berkarir
Hidup di sebuah tanah benama Argentina
Kumandang tangis dan dan kesedihan
Mengalun ke pelosok negeri tuk mengenang

Bergerak,
Merasuk dari relung hati dan jiwa
Sampai ke liang tengkorak entah berantah
Saksi kekejaman rezim militer penindas
Tiada lepas dari senjata dan kuasa

Detik berlalu,
Hamparan kata-pun terkunci
Bukan sifat namun terkenang jelas
Masa lalu yang sekali-pun orang tuaku masih seusiaku
Kala militer memenangkan kekuasaan di negeriku

Keheningan menjadi-jadi,
Berjuta pertanyaan mengapa
Berbentur bertemu bersatu
Mengena walau bukan berarti benar
Berbangga walau pasti salah

Kosong,
Arti pistol adalah darah
Arti sasaran adalah rakyat
Arti sipil adalah tunduk
Arti tahta adalah militer

Bodoh,
Apanya yang berubah?
Yang 30 tahun disana, disini 40 tahun
Yang disana sudah berakhir dan yang disini tak terselesaikan
Yang disana dikenang dan yang disini dilupakan seakan tak terjadi
Apanya yang diubah?

Kebanggaan,
Mitos pewayangan Gatot Kaca
Dominasi dan hegemoni atas kebudayaan
Kuat dan super pastinya pemilik pelor
Penikmat ratu adil maha bedil dan ababil

Namun,
Tabir kemegahan masa lalu wajib disingkapkan
Keagungan dan kebenaran wajib dipertanyakan
Jaring Keadilan dan Kebebasan wajib ditegakkan
Berlawan untuk dekolonisasi Metodologi

Dan-ku belajar,
Hadapi konflik tanpa sembunyi berdogma SARA
Ragam tanpa paksa bukan lagi fasis
Tak lagi diskriminan rasis dan sektarian
Patahkan patriarki, hilangkan Supremasi

Adillah sejak masih dipikiran dan impian, kata Pram
Hidup untuk berbeda, bersatu dengan sadar
Jika tidak hari ini, esok masih ada harapan
Manusia damai dan sederajat tanpa eksploitasi
Rakyat pemegang tahta dan kuasa

Dengan ini kusuarakan,
Menolak Tunduk!

Jum’at,
Dini hari saat kota besar terlelap
namun tetap juga tak bebas polusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR