-->

Minggu, 30 Mei 2010

Mikroskop


Biologi sering kali berkaitan dengan makhluk hidup yang mikroskopis, artinya tidak dapat dilihat dengan mata normal. Untuk mengamatinya, perlu bantuan suatu alat yang disebut  mikroskop. Dengan mikroskop, suatu benda atau objek yang berukuran sangat kecil dapat dilihat dengan jelas.
Pada abad ke-17, Antoni van Leeuwenhoek merancang sebuah mikroskop. Mikroskop tersebut merupakan mikroskop sederhana dengan lensa tunggal. Adapun pada pertengahan abad ke-17, Robert Hooke membuat sebuah mikroskop yang berbeda dengan Leeuwenhoek Hooke mengamati struktur gabus melalui mikroskopnya. Sejak saat itu, perkembangan ilmu pengetahuan terus meningkat dengan penemuan mikroskop yang lebih maju.
1. Macam-Macam Mikroskop
Berdasarkan sumber cahaya dan jenis alat pembesarnya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
a. Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari kaca untuk memperbesar penampilan suatu benda. Sumber cahaya mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Mikroskop cahaya mampu memperbesar bayangan suatu benda sampai 1.000 kali ukuran benda aslinya.
b. Mikroskop elektron mampu memperbesar bayangan suatu benda hingga ratusan ribu kali ukuran benda aslinya. Mikroskop elekron tidak menggunakan cahaya untuk mendapatkan bayangan benda, tetapi menggunakan berkas elektron. Mikroskop cahaya yang sering digunakan dalam pengamatan di sekolah-sekolah memiliki beberapa jenis.
Terdapat tiga jenis mikroskop cahaya, yakni mikroskop monokuler, mikroskop binokuler, dan mikroskop stereo.
2. Struktur Mikroskop Cahaya
Pada dasarnya, sebuah mikroskop terdiri atas bagianbagian yang berkaitan dengan pembesaran bayangan benda dan bagian-bagian lain yang mendukung penggunaan mikroskop.
a. Lensa Objektif
Lensa objektif adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati. Bergantung jenis mikroskopnya, lensa objektif dapat memperbesar objek dengan pembesaran yang bervariasi antara 10× sampai 100×.
b. Lensa Okuler
Lensa okuler terletak di bagian atas mikroskop. Pada saat kita melihat benda dengan mikroskop, mata kita menempel pada lensa okuler. Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5× sampai 10×, bergantung jenis mikroskopnya. Karena mikroskop menggunakan dua buah lensa, maka bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya juga mengalami pembesaran dua kali. Misalnya, kamu mengamati suatu benda menggunakan mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 5× dan kekuatan pembesaran lensa objektif 10×. Artinya, ukuran benda yang kamu amati mengalami pembesaran 10× dan dibesarkan lagi 5×, sehingga pembesaran yang terjadi adalah 50×.
c. Cermin
Sumber cahaya pada mikroskop cahaya dapat berupa cahaya lampu maupun cahaya matahari. Pada mikroskop yang tidak menggunakan cahaya lampu, sumber cahaya diperoleh dengan cara memantulkan cahaya matahari menggunakan sebuah cermin.
Pada mikroskop yang cukup baik, biasanya tersedia dua macam cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan apabila sumber cahaya yang tersedia cukup (ruangan cukup terang). Cermin cekung digunakan apabila sumber cahaya yang tersedia kurang memadai (redup).
d. Kondensor dan Diafragma
Pada beberapa mikroskop, terdapat kondensor dan diafragma yang berfungsi mengatur kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan diafragma, kamu dapat melihat objek yang diamati dengan lebih baik.
e. Revolver
Revolver merupakan bagian yang dapat diputarkan untuk memilih lensa objektif yang akan kita gunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa objektif.
f. Tubus
Tubus merupakan bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
g. Meja Objek dan Penjepit Objek
Meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati. Pada meja objek juga terdapat penjepit untuk menjepit objek gelas (tempat objek yang diamati). Meja objek ada yang bisa digeser dan ada yang tidak, bergantung jenis mikroskopnya.
h. Lengan
Bagian ini digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop. Selain itu, lengan merupakan penyangga bagian optik.
i. Makrometer
Makrometer berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus. Jarak antara objek yang diamati dengan lensa objektif dapat diatur menggunakan makrometer. Hal ini dilakukan untuk menemukan objek yang akan kamu amati.
j. Mikrometer
Mikrometer juga berfungsi untuk menggerakkan tubus, namun gerakan yang dilakukan lebih halus. Mikrometer terutama digunakan untuk menemukan fokus yang lebih jelas dari objek yang diamati.
3. Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah salah satu alat laboratorium yang penting. Oleh karena itu, penggunaannya harus benar dan hati-hati serta sesuai dengan petunjuk yang ada. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada saat bekerja dengan menggunakan mikroskop cahaya.
  1. Pada saat mengeluarkan dan membawa mikroskop, gunakanlah kedua tangan. Salah satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga dasar mikroskop. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar mikroskop tidak jatuh pada saat dibawa. Jangan sekali-kali membawa atau mengangkat mikroskop hanya menggunakan satu tangan.
  2. Letakkan mikroskop di atas meja di laboratorium dengan posisi berdiri yang kokoh. Pastikan tidak ada benda benda yang dapat menganggu posisi berdiri mikroskop.
  3. Putar revolver, pilih lensa objektif dengan pembesaran yang lemah.
  4. Lihatlah melalui lensa okuler dan carilah cahaya yang paling terang dengan cara menggerak-gerakkan cermin.
  5. Siapkan objek yang akan diamati. Jika kamu akan mengamati objek yang segar, lakukanlah langkah langkah berikut.
1)      Objek yang akan diamati menggunakan mikroskop harus tipis dan kecil. Objek yang akan diamati harus diiris atau disayat setipis mungkin. Oleh karena itu, gunakanlah pengiris yang tajam, misalnya silet tajam.
2)      Setelah mendapatkan objek yang tipis, letakanlah objek tersebut di atas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi air secukupnya.
3)      Kemudian, tutuplah objek tersebut menggunakan gelas penutup (cover glass). Agar tidak terdapat gelembung udara, letakkanlah cover glass perlahanlahan mulai dari sudut 45°.
4)      Setelah objek tertutup dengan baik, isaplah air yang meluap dengan menggunakan kertas isap atau tisu.

  1. Letakkan gelas objek yang telah diberi bahan atau objek yang akan kamu amati di atas meja objek. Aturlah agar objek yang akan diamati tepat berada di atas lubang meja objek, kemudian jepit dengan penjepit objeknya.
  2. Dengan memutar revolver, pilihlah lensa objektif yang memiliki pembesaran lemah (misalnya 10×).
  3. Putar makrometer secara perlahan untuk mengatur jarak lensa objektif dengan objek yang akan diamati. Lakukan hingga kamu menemukan gambar objek yang diamati.
  4. Putarlah mikrometer untuk mendapatkan fokus bayangan objek yang paling jelas.
  5. Jika ingin melakukan pengamatan dengan pembesaran yang lebih kuat, putarlah revolver dan pilih lensa objektif yang lebih besar. Ingat, jika kamu menggunakan lensa objektif dengan pembesaran kuat, janganlah lagi menggunakan makrometer. Gunakan selalu mikrometer. Hatihati jangan memecahkan gelas objek.
  6. Setelah selesai melakukan pengamatan, putarlah kembali revolver pada posisi lensa objektif yang paling lemah. Naikkan kembali tubus dan ambil objek dari meja objek.
  7. Pastikan bahwa mikroskop dalam keadaan bersih sebelum disimpan kembali.

Selain mikroskop, terdapat beberapa alat bantu untuk pengamatan. Alat-alat bantu tersebut berfungsi sebagai alat untuk mendapat data kuantitatif :
  1. Beaker glass (gelas kimia) Sebagai tempat menyimpan bahan kimia padat atau cair
  2. Labu Sebagai tempat menampung larutan
  3. Pipet Untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
  4. Gelas Ukur Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
  5. Tabung reaksi Sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
  6. Kaki tiga dan kawat kasa Sebagai penyangga beaker glass selama pemanasan
  7. Termometer Untuk mengukur suhu larutan atau suhu udara
  8. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi atau bahan padat yang dipanaskan
  9. Binokuler Untuk mengamati objek di lapangan
  10. Windmeter Untuk mengukur kecepatan angin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR