-->

Selasa, 29 September 2009

Pendidikan di mata sang mahasiswa

PENDAHULUAN

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap individu, baik sebagai makhluk individual, etis maupun makhluk sosial. Tiap individu akan tumbuh dan berkembang cepat atau lambat dalam lingkungan yang terus berubah ditentukan antara lain oleh kemampuan pendidik dalam memahami tujuan yang akan dicapai. Keadaan peserta didik yang dihadapi dengan segala latar belakangnya, sarana pendidikan, ketepatan memilih bentuk komunikasi pendidikan dan keadaan lingkungan sehingga memungkinkan terjadinya interaksi edukatif atau tindakan yang bersifat mendidik dalam pergaulan pendidikan. Hal ini terjadi jika para orang tua, guru, pemuka masyarakat, pemimpin organisasi atau kelompok lain yang berfungsi sebagai pendidik memahami wawasan pendidikan sepert konsep dasar tentang pendidikan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan itu kita sebagai pendidik perlulah mengetahui apa itu pandangan tentang pendidikan, pandangan tentang manusia, faktor-faktor pendidikan, pendidikan sepanjang hayat, hunbungan kebudayaan dengan pendidikan, bakat dan kreatifitas dalam pendidikan, ciri-ciri manusia modern, reformasi pendidikan, system pendidikan nasional, pendidikan menurut UNESCO, kurikulum berbasis kompetensi, manajemen berbasis sekolah.
Semoga bahan bacaan ini akan dapat membantu kita semua sebagai pendidik dan anggota masyarakat lainnya yang tertarik pada bidang pendidikan sehingga dapat membantu perkembangan anak sebagai peserta didik secara optimal.

1. Pengertian Pendidikan
Pada hakikatnya yang disebut pendidkan adalah pengaruh, bimbingan, arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepadaanak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang utuh dan matang tersebut dimaksudkan mencakup aspek cipta, rasa dan karsanya.

Pengaruh yang diberikan oleh pendidik itu selalu ditujukan untuk membentuk pribadi, jadi selalu menanamkan nilai-nilai, termasuk nilai moral, budi pekerti, etika, estetika, karakter. Diharapkan setelah mereka dewasa menjadi insan yang berguna bagi dirinya sendiri dan bagi nusa, bangsa, negara, dan agama.

Peserta didik mula-mula tidak mengerti bahwa mereka dididik atau dipengaruhi agar menjadi manusia yang baik, tetapi setelah matang akhirnya tahu juga. Kemtangan anak penting sekali untuk diketahui oleh pendidik supaya pengaruh yang diberikan tepat memenuhi sasarannya. Oleh karena itu pendidik sebaiknya mengetahui perkembangan-perkembangan anak, jiwa anak dan masa peka anak.

Dalam pelaksaannya pendidik harus mempunyai kepercayaan bahwa ia mampu mendidik anak, begitu juga sebaliknya anak lama-lama setelah matang, juga mempunyai kepercayaan bahwa pendidik yang mendidiknya mampu membuat dirinya menjadi manusia dewasa yang berkepribadian.

Secara teoritis pendidikan itu akan berakhir jika anak telah dewasa atau telah berkeluarga. Dewasa dalam pengertian secara integral dan menyeluruh yaitu usianya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, sehingga bertingkah laku dewasa, tidak kekanak-kanakn. Sebelum bertindak harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai menyinggung orang lain. Segala tingkah lakunya harus dapat dipertanggung jawabkan oleh orang tersebut (diri sendiri yang berbuat)

Pada saat ini ada istilah pendidikan berlangsung sepanjang hayat, seumur hidup maksudnya setelah dewasa (tujuan pendidikan secara teoritis), lalu orang tersebut belajar terus untuk meningkatkan kemampuannya, namun kegiatan ini atas tanggung jawab sendiri, bukan tanggung jawab orang tuanya. Jadi kegiatan ini lebih bersifat belajar seumur hidup atau mengeyam pendidikan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebanyak-banyaknya. Dengan uraian ini kedua pengrtian itu semuanya betul, istilahnya sama (yaitu pendidikan), namun konteksnya berbeda.

2. Terjadinya Proses Pendidikan
Proses pendidikan akan terjadi jika ada pergaulan antara anak didik dengan orang dewasa. Dalam pergaulan ini terjadi tatap muka antara anak didik dan pendidik, sehingga pendidik mengetahui gejala yang nampak pada raut muka (perubahan mmik). Bagaimana tanda-tanda anak yang senang, kecewa, acuh, terperanjat, tercengang, tergopoh-gopoh dan lain-lain dapat dilihat jika ada pergaulan. Suasana pergaulan ini pada suatu saat akan berubah menjadi proses pendidikan.

3. Kewajiban Seorang Pendidik
Kewibawaan seorang pendidik terjadi bila, ditandai dengan adanya pengertian atau pengakuan terhadap perbuatan dalam pergaulan yang dilakukan pendidik. Pengertian terhadap makna kewibawaan ini adalah ketaatan dan kepatuhan anak didik jika mendapat perintah dari pendidik. Misalnya anak disuruh orang tuanya untuk mengambil koran, dan anak dapat melakukan perintah itu dengan baik dan benar. Dapat tidaknya melaksanakan perintah itu trgantung dari kematangan jiwa anak. Kewibawaan dapat dimiliki seseorang karena keturunan atau kharisma, tetapi dapat pula karena diusahakan. Diusahakan maksudnya ialah kegiatan atau perbuatan yang diupayakan oleh orang dewasa yang bersangkutan, namun demikian tidak boleh dibuat-buat.

Bagaimana caranya supaya pendidik itu berwibawa perlu dicari, antara lain penampilannya, pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara pendekatan, cara berbicara, kejujurannya. Pealihan situasi pergaulan menjadi proses pendidikan yang mengetahui adalah pendidiknya. Anak didik tidak tahu sama sekali, anak didik tahunya bergaul biasa, pendidik tetap memberi pengaruh atau bimbingan. Saat dimulainya pendidikan disebut btas bawah atau batas awal pendidikan. Setelah dewasa disebut batas atas atau batas akhir pendidikan. Kewibawaan pendidik sangat mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan.

Orang tua, guru dan pimpinan masyarakat wajib memiliki kewibawaan; atau untuk melaksanakan kewajibannya guru perlu memiliki kewibawaan. Kewibawaan guru ditandai dengan penertian pengakuan terhadap perbuatan dalam pergaulan pendidik. Makna kewibawaan adalah ketaatan dan kepatuhan peserta didik pada pendidik. Cara guru agar berwibawa adalah dengan berpenampilan baik dan prpakaian rapi; pengusaan ilmu pengrtahuan dan teknologi cukup baik; cara pendekatan guru terhadap siswa luwes dan fleksibel; cara berbicara guru yang tegas tapi lembut tidak memaksakan kehendak dan jujur. Kewibawaan mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jika terjadi krisis kewibawaan, pendidik boleh menyiapkan kekuasaannya, tetapi hal ini jika terpaksa, dan tindakan ini sudah disebut otoriter. Tindakan ini boleh dilakukan pendidik, yang penting dalam melakukan kegiatannya, pendidik jangan sampai menggunakan kekuatan; kalau terpaksa harus dilakukan; maka tindakan itu harus yang bersifat edukatif, yaitu bentuknya hukuman.

Sebaiknya hukuman badan tidak dilaksanakan, sebab inti hukuman itu penderitaan. Dihukum badan berarti penderitaannya dobel, yaitu menderita jiwa dan raga. Sebaiknya guru mempunyai karakteristik yaitu terdiri dari bersikap demokratis, dapat bekerja sama, baik hati, sabar, bersikap adil dan obyektif, konsisten atas perbuatan dan perkataannya, bersikap transparan, suka menolong, bersikap ramah, fleksibel dan mempunyai rasa kasih sayang. Selain itu juga guru mempunyai kompetensi antar lain mengembangkan kepribadian seperti bertaqwa kepada tuhannya, mengembangkan sifat terpuji; menguasai bahan bidang studinya sesuai dengan kurikulum, pendalaman dan aplikasi bidang studinya; mengelola proses belajar mengajar; mengelola kelas; menggunkan media sumber belajar; menguasai landasan pendidikan seperti psikologi dan perkembangan anak; mengelola interaksi belajar mengajar dan memotivasinya; menilai prestasi peserta didik; mengenak fungsi dan program bimbingan konseling; mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; memahami prinsip dan penafsiran hasil penelitian kelas; dan interaksi dengan teman sejawat dan masyarakat. Menjadi seorang guru juga mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu dapat dipercaya kata-katanya, diteladani perbuatannya, mempunyai gagasan yang sesuai dengan kebutuhan pada saat iu, mempunyai rasa kasih sayang, saling mempercayai, jujur, disiplin, ramah tamah, sopan, rendah hati, suka menolong dan taat beragama. Selain itu guru harus sehat jasmani, sehat rohani, bermental baik seperti bersedia dan rela bertanggung jawab sebagai pendidik, cinta terhadap profesi, derdedikasi dan demokratis. Bermoral tinggi seperti bersifat susila, berbudi pekerti luhur, bertingkah laku menjadi suri tauladan. Kode etik guru indonesia yaitu membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia dewasa; memiliki kejujuran profesional dalam nenerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik; mengadakan komunikaasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik dan menghindari dari penyalahgunaan wewenang; menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak dengan sebaik-baiknya demi kepentingan peserta didik; memelihara hubungan baik dengan masyarakat diskitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas; secara individu maupun kelompok berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesional; menciptakan dam memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan; bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi guru profesional sebagai arena pengabdian; dan melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah.

4. Perbedaan Pendidikan dan Pengajaran
Pengertian pendidikan dengan pengajaran itu berbeda. Pendidikan berujuan membentuk pribadi anak agar matang, dewasa, mandiri, tidak tergantung orang lain. Pendidikan merupakan bimbingan yang berwujud pengaruh atau informasi atau arahan dari orang dewasa kepada anak agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Pendidikan bertujuan membentuk pribadi anak agar matang, dewasa dan mandiri. Sedangkan pengajaran adalah pemberian ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan agar anak menjadi cerdas intelektualnya dan cerdas emosionalnya, supaya hidupnya kelak dapat sejahtera.

Sebetulnya kalau dilihat secara utuh pengajaran itu bagian dari pendidikan, jadi pendidikan itu lebih luas dari pengajaran. Orang tua lebih banyak mendidik sedangkan guru lebih banyak mengajar, namun yang ideal guru bertugas mendidik dan mengajar. Orang tua tugas utamanya mendidik, dan lebih ideal lagi jika dapat mengajar, untuk itu orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup. Caranya belajar, banyak membaca, dll. Kalau tingkat pendidikan orang tua baik, akan berpengaruh terhadap kreativitas anaknya, sebab lingkungan ikut menentukan proses terbentuknya pribadi anak.

5. Aliran pendidikan
Tiga aliran pokok pendidikan yang perlu diketahui dan dipelajari oleh seorang pendidik, aliran yang dimaksud adalah:

1) Aliran Nativisme
Aliran ini berpendirian bahwa anak yang lahir telah memiliki bakat atau pembawaan tertentu, sehingga pengaruh dari luar, termasuk pendidikan tidak berperan apa-apa. Anak lebih baik dibiarkan saja, sebab nanti kepribadiannya akan terbentuk dengan sendirinya. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer (Jerman). Aliran ini disebut aliran pesimis, sebab pendidik pesimis.

2) Aliran Empirisme
Aliran ini mengatakan bahwa perkembangan anak itu ditentukan oleh pengaruh dari luar atau lingkungan tempat mereka dibesarkan. Dari lingkungan ini anak memperoleh banyak pengalaman. Pengalaman inilah yang membentuk kepribadiannya. Anak yang baru lahir diibaratkan sebagai meja lilin yang masih putih bersih, sehingga pendidik dapat mencoretkan, menulis atau menggambar apa saja di atasnya. Karenanya aliran ini juga disebut teori “tabularasa”.
Adapula yang mengumpamakan anak sebagai, kertas putih; tanah lempung (tanah liat) dsb. Pelopor teori ini adalah John Locke (Inggris). Kecuali itu pembentukan pribadi anak, maka teoti ini juga disebut optimisme.



3) Aliran Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa terbentuknya kepribadian anak ditentukan oleh dua faktor yaitu: bakat dan lingkungan. Aliran ketiga ini merupakan perpaduan antara: aliran nativisme dan empirisme, oleh karena itu pendidik perlu mengetahui pembawaan anak, kemudian memberikan pengaruh yang sesuai dengan bakatnya.
Kalau hal ini dapat dilakukan, maka anak akan memjadi anak yang hebat dan lingkungan yang sesuai biasa disebut lingkungan yang kondusif. Pelopor aliran ini ialah William Strern (orang Jerman berkebangsaan Amerika).
Tokoh pendidikan Dr. Ki Hajar Dewantoro menyetujui atau sependapat dengan teori konvergensi, Ki hajar mempunyai istilah lain yaitu: bakat disebut dasar, sedangkan lingkungan disebut ajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR